Panduan Lengkap Jadwal Imunisasi Anak Indonesia | Empower

Menjadi orang tua yang cerdas berarti memahami pentingnya jadwal imunisasi anak Indonesia untuk kesehatan optimal buah hati. Vaksinasi adalah bentuk perlindungan terdepan yang mampu mencegah berbagai penyakit serius pada anak. 

Di Indonesia, program vaksinasi terus mengalami penyempurnaan dengan penambahan berbagai jenis vaksin baru yang disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan masyarakat. Yuk, kenali lebih dalam tentang kapan dan jenis vaksin apa saja yang perlu diberikan pada si kecil.

Pentingnya Imunisasi Anak dan Jadwal Imunisasi Anak

Imunisasi anak merupakan salah satu langkah pencegahan terpenting untuk melindungi buah hati dari infeksi berat akibat penyakit seperti hepatitis B, polio, TBC, campak, difteri, tetanus, hingga rubella. Jadwal imunisasi anak dirancang sedemikian rupa agar kekebalan tubuh si kecil terbentuk secara bertahap dan optimal di tiap tahapan usianya.

Selain imunisasi dasar, kini ada sejumlah vaksin tambahan yang juga direkomendasikan seperti rotavirus, pneumokokus (PCV), dan vaksin HPV pada anak perempuan usia sekolah dasar untuk mencegah kanker serviks di masa depan.

Jadwal dan Pola Waktu Imunisasi Anak Sesuai Rekomendasi Terbaru

Dalam pedoman terbaru yang dirilis IDAI dan Kemenkes RI tahun 2025, rangkaian waktu pemberian imunisasi anak di Indonesia diatur sebagai berikut:

  1. Usia 0-24 jam: Hepatitis B (HB0)
  2. Usia <1 bulan: BCG & Polio 1 (OPV1)
  3. Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib1, OPV2, PCV1, Rotavirus1
  4. Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib2, OPV3, PCV2, Rotavirus2
  5. Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib3, OPV4, IPV1, Rotavirus3
  6. Usia 6 bulan: PCV3, Vaksin Influenza1
  7. Usia 9 bulan: Campak-Rubella, IPV2, Japanese Encephalitis (JE-hanya di daerah endemis)
  8. Usia 12 bulan: PCV4, Vaksin Influenza2
  9. Usia 18 bulan: Campak-Rubella2, DPT-HB-Hib4, Polio4
  10. Untuk anak usia sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pemberian vaksin dilakukan seperti berikut:
  11. Kelas 1 SD (±7 tahun): Campak-Rubella (Agustus), DT/Difteri-Tetanus (November)
  12. Kelas 2 SD (±8 tahun): Td/Tetanus-Difteri dosis rendah (November)
  13. Kelas 5 SD (±11 tahun): HPV (khusus anak perempuan, Agustus), Td (November)
  14. Kelas 6 SD (±12 tahun): HPV (Agustus, khusus perempuan yang belum mendapat vaksin)
  15. Kelas 9 SMP (±15 tahun): HPV kejar (Agustus, untuk yang belum pernah dapat vaksin HPV)

Imunisasi anak yang terlewat bisa segera dikejar di posyandu, puskesmas, atau unit layanan kesehatan terdekat.

Rincian Vaksin Berdasarkan Usia dan Metode Pemberian

Memahami setiap jenis vaksin dan waktu pemberiannya akan membantu orang tua dalam merencanakan jadwal imunisasi anak. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai 15 vaksin dalam program imunisasi nasional, mulai dari cara pemberian hingga jadwal yang direkomendasikan:

  1. Vaksin Hepatitis B (HB): Vaksin ini diberikan lewat suntikan pada otot setelah bayi lahir, sebaiknya dalam 24 jam. Suntikan awal sebaiknya didahului pemberian vitamin K. Jika pemberian terlambat, vaksin tetap bisa diberikan, namun efektivitasnya bisa menurun.
  2. Vaksin polio: Vaksin oral diberikan dengan cara ditetes ke mulut bayi, dosis pertama saat hendak pulang dari fasilitas kesehatan. Jadwal berikutnya disesuaikan rentang usianya, dimulai dari 2 hingga 9 bulan dan booster tahun-tahun berikutnya.
  3. Vaksin BCG: Vaksin ini diberikan dengan suntikan ke kulit untuk melindungi dari infeksi TBC. Lebih baik diberikan sebelum usia 1 bulan, terutama bila bayi tidak ada risiko kena TB, namun lanjutkan pemeriksaan jika ada dugaan infeksi.
  4. Vaksin DTP: Vaksin kombinasi yang diberikan melalui injeksi sebagai upaya pencegahan difteri, tetanus, dan pertusis. Diberikan bertahap sejak usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan booster saat 18 bulan dan 5 tahun. Bisa digunakan dalam bentuk kombinasi dengan vaksin lain.
  5. Vaksin Hib: Vaksin Haemophilus influenza tipe b (Hib) diberikan sebagai bagian dari vaksin kombinasi, melindungi dari infeksi bakteri Hib yang berbahaya, dengan jadwal pada usia 2, 3, 4, dan 18 bulan.
  6. Vaksin IPV: Vaksin polio bentuk suntik diberikan dua kali atau lebih, umumnya diberikan bersamaan jadwal vaksinasi lain.
  7. Vaksin Dengue: Vaksin ini diberikan bagi anak usia di atas 6 tahun sebagai pencegahan DBD, setelah melewati serangkaian pemeriksaan.

Daftar Imunisasi Tambahan

Di bawah ini adalah daftar vaksinasi tambahan yang disarankan IDAI lengkap dengan penjadwalannya:

  1. Vaksin Japanese encephalitis (JE): Vaksin JE diberikan dengan suntikan, diutamakan bagi anak di daerah endemis atau yang berisiko, dengan pemberian mulai usia 9 bulan dan booster setahun kemudian.
  2. Vaksin Human Papillomavirus (HPV): Injeksi HPV dilaksanakan dua kali pada siswi usia 9-14 tahun, umumnya terintegrasi dengan program BIAS sekolah dasar dan pemberian kedua direkomendasikan dengan jeda 6 bulan dari dosis awal.
  3. Vaksin Pneumokokus (PCV): Pemberian PCV melalui suntikan berfungsi mencegah serangan bakteri pneumokokus, dijadwalkan pada bulan ke-2, 4, dan 6 dengan tambahan booster di rentang 12-15 bulan sesuai protokol usia.
  4. Vaksin MR & MMR: Vaksin ini membantu mencegah campak, rubella, dan gondongan, diberikan lewat suntikan mulai usia 9 bulan hingga anak usia sekolah dengan pengulangan sesuai jadwal.
  5. Vaksin Rotavirus: Vaksin cair tetes mulut yang mencegah diare karena rotavirus, dengan jadwal 2-3 kali dosis tergantung jenisnya dan diberikan pada bayi mulai usia 6 minggu.
  6. Vaksin Influenza: Vaksin ini bisa diberikan tiap tahun mulai usia 6 bulan, terutama bagi anak dengan risiko tertentu atau sering berinteraksi di keramaian.
  7. Vaksin Varisela: Vaksin cacar air diberikan melalui suntikan pada anak usia 12 bulan ke atas dengan dosis tunggal atau sesuai kebutuhan epidemiologi.
  8. Vaksin Hepatitis A: Pemberian dilakukan sebanyak dua kali dengan periode tunggu 6-12 bulan antar dosis, diperbolehkan dimulai dari usia 2 tahun sebagai bentuk pencegahan berkelanjutan hepatitis A.

Catatan Penting Seputar Imunisasi Anak

  1. Imunisasi dasar lengkap diberikan mulai usia bayi baru lahir hingga 18 bulan.
  2. Imunisasi lanjutan dan booster sangat penting, terutama melalui program BIAS, untuk memperpanjang kekebalan tubuh anak terhadap penyakit tertentu saat memasuki usia sekolah.
  3. Imunisasi anak diberikan secara gratis di fasilitas kesehatan pemerintah, sedangkan beberapa vaksin tambahan bisa diperoleh di klinik atau rumah sakit dengan biaya mandiri.
  4. Sebelum imunisasi, pastikan kondisi anak sehat dan tidak sedang demam tinggi.
  5. Orang tua diminta aktif menanyakan dan mencatat jadwal imunisasi anak ke petugas kesehatan dan guru UKS.

Imunisasi Anak Indonesia adalah Investasi Kesehatan

Memastikan anak mendapat imunisasi sesuai jadwal imunisasi anak Indonesia adalah bentuk investasi jangka panjang untuk masa depan yang sehat dan bebas penyakit menular berbahaya. Jangan ragu untuk selalu cek ulang pola waktu imunisasi, catat di buku kesehatan, dan konsultasikan ke petugas medis atau dokter anak jika ada keraguan.

Kunjungi blog WeCare.id untuk mendapatkan update info kesehatan juga tips gaya hidup yang bermanfaat.

Referensi

ARRAHMA, Z. (2025). Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2025: Cek Jadwal Suntik Vaksin Campak hingga HPV untuk Murid SD & SMP. Diambil kembali dari www.haibunda.com.

Daftar Imunisasi Wajib Anak yang Penting Diketahui. (2025). Diambil kembali dari www.alodokter.com.

Fadila, I. (2025). Jadwal Imunisasi IDAI Terbaru untuk Bayi dan Anak. Diambil kembali dari hellosehat.com.

Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 Tahun, Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2024. (2025). Diambil kembali dari www.idai.or.id.

Muhawarman, A. (2025). Pekan Imunisasi Dunia 2025: Ayo Lengkapi Imunisasi untuk Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas. Diambil kembali dari /kemkes.go.id.

Mutiarasari, K. A. (2025). Bulan Imunisasi Anak Sekolah 2025: Sasaran dan Jadwalnya. Diambil kembali dari news.detik.com.Tarmizi, S. N. (2024). 95 Persen Anak Harus dapat Imunisasi, Cek Yuk 3 Jenis Antigen Baru . Diambil kembali dari kemkes.go.id.

Sumber Featured Image : CDC di Unsplash